Festival Tanah Tua
Semedo -
Pertama kali mengetahui ada infromasi soal Festival Tanah Tua Semedo,
ada yang ngeshare di group WhatsApp tapi lupa siapa. Acaranya
sendiri berlangsung dua hari, 14 – 15 September 2019 di Semedo, Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Kak Noorma dan Mbak Tanti ngajakin buat jalan
bareng, apalagi
Ila yang asalnya Tegal juga ikutan serta. Ditambah teman-teman lain yang pas
ketemu di acara, Fam Trip Batang juga pada mau ikutan. Pastinya seru, bisa
berkumpul lagi dengan sahabat-sahabat yang demen traveling, dan mengenal sejarah budaya di
Indonesia.
Fasilitas
yang akan kami dapatkan, jika ikutan Festival Tanah Tua Semedo, adalah home stay di rumah warga, makan malam dan
sarapan pag i. Harga tiket masuk
yang dipungut untuk acara ini juga terbilang hemat, Rp25.000,- dan kita sudah
bisa menyaksikan semacam parade budaya
yang ditawarkan oleh penggagasnya
POKDARWIS desa Semedo.
Rencana
awal kita mau naik kereta rame-rame, kemudian berkumpul di Tegal lantas sewa mobil. Tapi kak Noorma bilang,
lebih dekat dari Pemalang kalau naik motor. Jadilah saya dan mas suami
memutuskan, untuk mengendarai motor. Saya yang kurang tahu dengan lokasi
mengikuti kak Noorma, dan ini kali pertama saya melewati jalan-jalan yang akan
menuju ke Desa Semedo. Dimana setelah sampai, ternyata tidak terlalu jauh,
kalau lewat jalan dalam Pemalang.
Bertabur Kegiatan yang Menyenangkan
Lantas
apa saja sih yang ditawarkan oleh keseruan, Festival Tanah Tua Semedo 2019 ini?
Ada explore desa Semedo yang kebanyakan rumahnya masih rumah tua, jaman dahulu
kala yang disebut dengan rumah Vernakular. Ada kesenian Ronggeng di Bukit
Pelangi. Hunting sunrise di Bukit Pelangi, Explore Museum Semedo dan juga
sarapan khas Nasi Ponggol Purba Sambel Sege. Acara yang padat untuk dua hari
itu, dan sebelum Dhuhur Alhamdulillah acara sudah selesai. Di tutup dengan
acara pembagian hadiah, bagi 3 peserta yang beruntung. Kak Noorma Alhamdulillah kebagian juara dua.
Selamat!
Fosil-fosil situs purbakala ini
ditemukan oleh Mbah Dakri, seniman dan dulunya seorang petani. Beliau
mengumpulkan fosil-fosil tersebut, sejak tahun 1987 ketika mengurus ladang
jagung, disinyalir nusantaraterkni.com.
Saya kemarin juga sempat ketemu Mbah Dakri, melihat beliau menabuh alat musik
dari Jawa yang disebut dengan gambang. Sebenarnya pengen nanya banyak sama mbah
Dakri, tetapi beliau terlihat masih asik menabuh gambang dan akhirnya kami
hanya mendengarkan tabuhan gambang yang begitu syahdu. Semoga lain kali bisa
main ke desa Semedo lagi, dan ngobrol banyak bareng mbah Dakri.
Kalau kalian pengen ikutan juga,
jangan lupa ya tahun depan kita ramaikan lagi Festival Tanah Tua Semedo ya?
Terima kasih buat Bayu sahabat kita dari Tegal, yang sudah menyempatkan datang bersama sang
kekasih. Apalagi ngebawain banyak upeti buat kita hahaha … thanks ya Bay!
Rute Menuju Desa Semedo dari Pemalang Kota
Rute yang kami lewati dari arah kota
Pemalang, harus menuju Pasar Bojong Bata. Dari Pasar Bojong Bata, kita akan menemukan
pertigaan lampu merah. Belok ke barat,
menuju arah Bojong Nangka. Dari Bojong Nangka, lurus terus dan ikuti jalan arah
desa Sumber Harjo. Dari pertigaan Pabrik Gula Sumber Harjo, ambilah jalan ke
arah Barat. Ikuti jalan sampai menemukan, desa Warureja, sampai dipertigaan
belok ke arah selatan (kanan) sampai menemukan jalan tol.
Dari sana lurus terus sampai masuk
ke Desa Kedungajati, ambil pilihan arah kanan, setelah menemukan pertigaan.
Jika sudah bertemu dengan jalan yang bersandingan dengan sungai, dan tertera
palang bertuliskan ‘Situs Semedo’ berarti kita sudah berada di jalur yang
benar. Pilih belok ke kiri dan kita akan menemukan Desa Semedo.
Yang
paling kerennya, jika kalian datang ke Semedo, akan menemukan Museum Situs
Semedo yang penuh dengan fosil Purbakala dari hewan maupun manusia purba. Meski
belum resmi dibuka, karena sedang tahap penyelesaian jangan lewatkan kesempatan
berkunjung ke mari. Karena sejarah kita ada, karena mengenal sejarah
pengetahuan kita akan semakin bertambah dan kita akan semakin menghargai
kehidupan juga lingkungan. Karena tugas
maha besar generasi kita adalah, mewariskan toleransi. Salam!
Baca juga :
Suwun nduk sampun dolan Tegal.
BalasHapusSemedo masih bikin penasaran ni. Apalagi belum selesai pembangunan museumnya. Nunggu dibuka secara umum trus nonton film dokumenternya. Pasti makin seru.
Semedo memang memberikan nuansa berbeda ya.
BalasHapusSemoga kalo udah peresmian bisa main ke sana lagi
Seneng deh ada acara seperti Festival Tanah Tua Semedo yang melestarikan dan menjaga budaya yg ada. Agar tak tergerus oleh waktu yg cepat berlalu. Ah semoga aku berkesempatan hadir di Festival Tanah Tua Semedo lain waktu aamiin
BalasHapusTempatnya unik gitu ya, lokasinya juga asri banget.
BalasHapusBAgus banget tuh buat foto-foto, jadi kayak di cafe-cafe tapi ini yang beneran aka aselih hahaha
Tempat wisata yang unik dan bersejarah ya mba.. bagus banget nih dan pastinya aku pengen mampir kalau bisa
BalasHapustempatnya bagus banget, pemandangannya juga menyegarkan mata banget. Banyak hal yang bisa dipelajari saat berkunjung ke sana ya, mbak :)
BalasHapusFestival budaya sellau menarik. Apalagi kalau didukung dengan alam yang indah. Tetapi, saya masih belum paham dengan istilah rumah vernakular. Apakah semua rumah tua disebut vernakular?
BalasHapusAlhamdulillah kita bisa bareng2 ikut acara Seru ini ya Nyi.. Semoga bisa datang lagi ke Semedo saat musiumnya sudah diresmikan..
BalasHapusWah festival2 seperti ini menunjukkan kalau Indonesia kaya budaya ya. Baru kali ini juga tahu ada festival di Tegal. Padahal orang Jawa Tengah juga.
BalasHapusAku baru denger festival yang satu ini, sepertinya asyik dan seru yah kak,
BalasHapusKalau aq pribadi sngt suka dgn festival yg jg kaya akan budaya
Semedo menyimpan wisata sejarah yang unik.
BalasHapusTempat dolan yang tidak hanya mengejar spot berfoto, tapi juga mengenal budaya yang masih terjaga baik.
Senangnya bisa ke sana dan merasakan atmosfer yang berbeda dengan tempat asal. Unik dan asri, sekaligus kaya peninggalan sejarah. Bahkan kuliner khasnya menggoda. Hem, entah kapan bisa ke sana bareng keluarga.
BalasHapusdengan biaya segitu aja udah bisa ikut seseruan di festival ini ya kak, kece bangetttt...
BalasHapusBaru pertama kali dengar nama desanya dan menarik juga ya festival, semoga ada rejeki bisa hadir dalam kegiatan dan eksplore Indonesia
BalasHapusWah semoga suatu sempat bisa berkesempatan kesana, kalau ada film dokumenternya makin seru ta....
BalasHapusEksplore desa Semedo tentu mengasyikkan ya mbak, selain bisa berekreasi juga dapat mengenal situs bersejarah yang ada di desa Semedo
BalasHapusSaya suka acara yang banyak menampilkan tradisi serta kearifan lokal masyarakat setempat seperti ini. Beberapa waktu ke depan ada acara juga ya di Kendal? Ngundang blogger seratus orang kalau gak salah? Semoga terpilih bareng suami hehehe
BalasHapusWah asyik bin seru ya..senang deh kalau ada acara yg melestarikan budaya yg baik n tdk bertentangan dgn agama..supaya ttp lestari
BalasHapusSalah satu alasan aku bangga jadi warga negara Indonesia yaitu banyak budaya dan festival yang menarik. Semoga saya bisa kesana juga.
BalasHapusWah, baru tahu dengan situs purbakala Tanah Tua Semedo ini. Banyak fosil ya di sana? Seru pastinya ya bisa eksplor tempat seperti itu.
BalasHapuswahhh bahagianya bisa menghadiri festival tanah tua semedo :)
BalasHapussuka deh dengan lokasinya, kelihatan terjaga banget :)
Penasaran nih dengan Museum Situs Semedo yang penuh dengan fosil Purbakala dari hewan maupun manusia purba. Semoga cepat diresmikan dan bisa jadi objek wisata baru
BalasHapusAcaranya seru banget mbak apalagi bisa menjelajahi Museum. Apalagi banyak situs budaya yang bisa jadi referensi untuk tulisan yang menarik ya mbak.
BalasHapusAku jadi penasaran dengan situs rumah di Tanah Tua Semedo ini, Nyi. Kapan-kapan ngajakin babe deh buat kesana, menarik juga ya tiket masuknya udah dapat banyak atraksi dan makanan
BalasHapusKalau ke Tanah Tua Semedo ada guide nya gak Nyi...?
BalasHapusAku suka gak paham sejarah kalau hanya berupa peninggalan.
Wah serunya eksplorasi Tanah Tua Semedo, mana rame-rame bareng teman lagi ya. Baca ceritanya seru banget nih perjalanannya. Jadi penasaran pengen ikutan ke sana juga.
BalasHapussuasana disana sepertinya sejuk dan tenang ya mba, apalagi makanannya juga masih sangat tradisional. dulu kampung ku juga masih begitu, 20 tahun yang lalu tapi, sekarang udah gak ada yang tersisa.
BalasHapusKeren banget ini Nyi, aku jadi pengen ikutan festival tanah tua Semedo juga. Sayangnya jauh ya heuheu nantilah kalau anak anak sudah besar, aku berdua sama ayahnya aja jalan jalan ke sini
BalasHapusSensasi nginep di rumah penduduk lokal sebuah tempat itu aku pingin banget ngerasaainnya.
BalasHapusSemoga Semedo semakin dikenal.
Festival Tanah Tua Semedo keren, ada peninggalan fosil manusia purba.
BalasHapus