Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Featured post

Sekoteng Pak Woh Pekalongan | Wisata Kuliner Khas Pekalongan

Sekoteng PakWoh Pekalongan | Wisata Kuliner Khas Pekalongan - Yang ada dipikiran kita kalo menyebut kata 'Sekoteng' pasti minuman atau wedang khas Jawa yang terbuat dari air jahe dan dihidangkan hangat-hangat atau pas panas. Iya tidak? Ada campuran yang disandingkan di dalamnya seperti kacang tanah, pacar cina, roti tawar semacam wedang ronde gitu-gitu lah, benar? Asyiknya dinikmati pas sore atau malam hari, waktu cuaca mulai menunjukkan dingin, dan dijual berkeliling. Penampakan sekoteng Pak Woh Di Pekalongan justru berbeda, sekoteng disajikan saat cuaca sudah mulai panas, pukul 09.00 naik lah dan isiannya bukan yang ada dalam bayangan saya atau anda hehehe ... Sekoteng khas Pekalongan, mempunyai isian yang berbeda, yakni perpaduan antara es sirup, roti tawar, regal atau roti marie dan miswa yang mirip mie biting itu, tapi erbuat dari tepung terigu. Awalnya dia tampak mengeras, lama kelamaan akan lembek (nyemek-nyemek) karena terkena es. Asal-Usul Sekot

Explore Museum Situs Semedo

Explore Museum Situs Semedo - Akhirnya serangkaian acara FestivalTanah Tua Semedo , selesai dilaksanakan dua hari. Saya menikmati perjalanan ini, apalagi ditemani dengan sahabat-sahabat sefrekuensi saya. Hunting foto, video dan mendapatkan pengalaman yang seru adalah hal yang paling ditunggu. Selepas sarapan dengan Nasi Ponggol Purba Sambel Sege , kami melanjutkan acara untuk mengunjungi Museum Semedo sebagai destinasi terakhir yang kami explore di Semedo. Berjalan beriringan dengan peserta lain, dan penasaran apa yang akan terjadi di dalamnya. Sebelum masuk kami memanfaatkan, pepotoan di depan museum. Karena untuk masuk, ternyata peserta dibatasi sepuluh-sepuluh dahulu. Agar di dalam tidak penuh, dan mas Satpamnya mendampingi serta megarahkan. Saya mendapatkan kloter ke lima kalau nggak salah. Setelah masuk saya menyaksikan langsung, fosil-fosil yang berhasil ditemukan oleh Mbah Dakri. Kalau ditanya fosil apa saja yang ada didalamnya adalah; gajah purba, kerbau,b

Ponggol Purba Sambal Sege Makahan Khas Desa Semedo

Ponggol Purba Sambal Sege Makahan Khas Desa Semedo - Hal yang paling saya nantikan akhirya tiba juga di Festival Tanah Tua Semedo , adalah menikmati sarapan Ponggol Purba Sambal Sege Makahan Khas Desa Semedo. Penasaran dari bentuknya seperti apa, isiannya apa saja lauknya semuanya tumpah ruah di kepala. Dari Bukit Pelangi selepas hunting foto, saya turun menuju dekat panggung. Karena perut sudah mulai bergejolak, menahan lapar hahaha ... Sengaja memang, nahan biar lapar dulu. Biar nanti makanannya habis. Soalnya saya sering bermasalah dalam menghabiskan makanan, kalau menunya nggak sesuai dengan lidah biasanya bakalan nggak habis hehehe ... emang nih kebiasan buruk belum ilang-ilang. Jadi apa yang menarik dari Ponggol Purba Sambal Sege Makahan Khas Desa Semedo? Ini dia faktanya! 1. Ponggol Purba Sambal Sege dibungkus daun pisang Makanan khas dari desa memang kebanyakan kalau nggak dibungkus dengan daun pisang, biasanya dibungkus dengan daun jati iya nggak? Me

Sunrise di Bukit Pelangi Desa Semedo

Sunrise di Bukit Pelangi Desa Semedo - Festival Tanah TuaSemedo, memberikan banyak destinasi yang belum pernah saya jamah sebelumnya. Salah satunya adalah Bukit Pelangi. Untuk menuju ke sana saya butuh waktu lima menitan, dari Homestay. Acara yang diselenggarakan dua hari itu, berpusat di Bukit Pelangi. Panggung utama juga didirikan di sana, namanya bukit untuk mencapainya juga butuh mendaki ke atas, yang lumayan menguras tenaga hahaha ... karena dalam sehari itu kami naik ke Bukit Pelangi ada 4x bolak-balik. Peserta harus sudah berkumpul di Bukit Pelangi pada pukul 05.00 WIB,   untuk mendapatkan sunrise yang cantik. Karena saya mendapat giliran terakhir mandi, akhirnya nggak dapet sunrise deh hehehe ... tapi teman lainnya juga kehilangan momen tersebut karena cuaca agak mendung. Matahari ternyata malu-malu menampakkan dirinya. Selain Bukit Pelangi, Bukit Sripit juga menjadi destinasi yang dikunjungi oleh para peserta. Saya cuman sampai bawahnya, nggak mendaki s

Pagelaran Kesenian Ronggeng di Desa Semedo

Pagelaran Kesenian Ronggeng di Desa Semedo - Ada yang sudah pernah melihat orang menari? Kurang lebihnya gambaran Ronggeng adalah seperti itu. Ronggeng merupakan jenis tarian, dari tanah Jawa dan Pasundan. Melihat pagelaran Ronggeng, membuat saya ingat yang sedang viral. Yakni KKN di Desa Penari, lantas kami berasa sedang KKN. Sahabat saya Ila bahkan bilang, "Kita KKN dua hari nih!" hahaha ... iya juga ya. Ronggeng termasuk istilah yang sudah tidak asing lagi, apalagi Ronggeng juga pernah jadi judul novel karya Ahmad Tohari, 'Ronggeng Dukuh Paruk' dan juga menjadi judul film. Ronggeng kini bukan lagi sekadar hiburan untuk masyarakat setempat, tetapi juga sebagai pengantar upacara adat lho! Di daerah Sunda sendiri tari Ronggeng, justru menjadi tari yang digelar ketika sedang bercocok tanam. Ada yang bilang tari Ronggeng itu diperagakan dengan sexy, padahal tidak selalu. Di Pagelaran Ronggeng desa Semedo, tidak begitu. Penarinya justru cenderung ma

Explore Desa Semedo dan Berkenalan dengan Rumah Vernakular

Explore Desa Semedo dan Berkenalan dengan Rumah Vernakular  - Kalau tidak ikut serta diacara  Festival Tanah Tua Semedo , mungkin saya tidak tahu yang namanya istilah Rumah Vernakular  hehehe ...  Salah satu rundown acara yang akan kami ikuti hari pertama adalah, explore Desa Semedo dengan peninggalan sejarah rumah Vernakular nya. Kalau versi saya Vernakular, semacam rumah jaman dahulu kala yang dihuni oleh masyarakat Semedo. Tetapi kalau dari pencarian diinternet, Vernakular itu semacam arsitektur bentuk rumah yang dirancang berdasarkan kebutuhan penduduk setempatnya. Dari ketersediaan bahan bangunan, dan cerminan tradisi lokal tersebut danpa intervensi dari arsitek profesional. Keren kan? Acara menyusuri rumah-rumah Vernakular, kami lakukan pada sore hari pukul !6.00 - 17.30 WIB. Kami diberikan panduan peta dengan simbol segitiga. Meski pada praktiknya simbol segitiga tersebut, membuat kami terus bertanya-tanya. Yang mana , hahaha ...!  Akhirnya asal kelihatan tua dan

Festival Tanah Tua Semedo

Festival Tanah Tua Semedo -   Pertama kali mengetahui ada infromasi soal Festival Tanah Tua Semedo, ada yang ngeshare di group WhatsApp tapi lupa siapa . Acaranya sendiri berlangsung dua hari, 14 – 15 September 2019 di Semedo, Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Kak Noorma dan Mbak Tanti ngajakin buat jalan bareng, apal a gi Ila yang asalnya Tegal juga ikutan serta. Ditambah teman-teman lain yang pas ketemu di acara, Fam Trip Batang juga pada mau ikutan. Pastinya seru, bisa berkumpul lagi dengan sahabat-sahabat yang demen   traveling, dan mengenal sejarah budaya di Indonesia. Fasilitas yang akan kami dapatkan, jika ikutan Festival Tanah Tua Semedo, adalah home stay di rumah warga, makan   malam dan   sarapan   pag i. Harga tiket masuk yang dipungut untuk acara ini juga terbilang hemat, Rp25.000,- dan kita sudah bisa menyaksikan semacam   parade budaya yang ditawarkan   oleh penggagasnya POKDARWIS desa Semedo.   Rencana awal kita mau naik kereta rame-rame, kemu