Langsung ke konten utama

Tradisi Lopis Raksasa Setiap Syawalan di Pekalongan



Tradisi Lopis Raksasa Setiap Syawalan di Pekalongan - Tradisi Syawalan yang setiap tahun tiba, seminggu setelah selesai lebaran selalu mengundang kekaguman di Kota Pekalongan. Selain ada tradisi Festival Balon Pekalongan, ada juga tradisi pemotongan lopis raksasa di Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara.


lopis raksasa lopis raksasa pekalongan 2018 lopis raksasa krapyak sejarah lopis raksasa pekalongan membuat lopis raksasa berita lopis raksasa lopis raksasa di pekalongan



Lopis atau lopes, adalah makanan yang menggunakan bahan utamanya beras ketan. Setelah jadi barulah disandingkan dengan kelapa parut dan gula merah yang baisa dikenal dengan kinco.

Lopis merupakan makanan tradisional, yang ada di daerah Jawa. Ada yang bentuknya seperti lontong atau pocong, ada yang bentuknya juga segitiga. Tetapi di Pekalongan lopis dibentuk dengan memanjang, dibungkusnya dengan daun pisang.


Sejarah tradisi lopis Syawalan di Krapyak Pekalongan



Syawalan saya kenal dahulu di Kaliwungu, seminggu setelah lebaran. Agendanya biasanya melakukan wisata religi, ke makam-makam imam atau sunan yang telah menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Tetapi di Pekalongan Syawalan berbeda, ada tradisi yang namanya lopis Syawalan di daerah Krapyak Lor dan Krapyak Kidul, Kecamatan Pekalongan Utara.



lopis raksasa lopis raksasa pekalongan 2018 lopis raksasa krapyak sejarah lopis raksasa pekalongan membuat lopis raksasa berita lopis raksasa lopis raksasa di pekalongan


Diungkapkan oleh sahabat saya om Nurhadi, jika sudah ada sejak 1885 dimaa peloronya adalah Kyai Haji Abdullah Sirodj, ulama Krapyak yang masih keturunan Tumenggung Bahurekso, salah satu Senopati Kerajaan Mataram di Pekalongan jaman dahulu kala.

Menurut Ustad Abdurrochim Umar, salah seorang cucu Kyai Haji Abdullah Sirodj, "Awalnya Kyai rutin melaksanakan puasa Syawal. Yakni sehari setelah lebaran pertama, tanggal 2 sampai 7 Syawal". Puasa ini lantas diikuti oleh sebagian masyarakat di seputaran Krapyak.

Nah mengapa lebaran Syawalnya disajikan makanan lopis, bukan lontong atau ketupat? Untuk membedakan antara tanggal 1 Syawal dengan tanggal 8 Syawal. Karena di lebaran Idul Fitri, banyak orang memasak ketupat.

Mengapa Kyai Abdullah Sirodj lebih memilih lopis sebagai simbol dalam tradisi Syawalan? Ya karena menurut Kyai Haji Zainuddin Ismail, tokoh masyarakat terkemuka setempat bilang, "Daya rekat beras ketan sangat kuat. Sehingga diibaratkan sebgai lambang persatuan warga yang semakin kuat dan mengerat".

Bahkan dahulu Bung Karno, Presiden pertama Indonesia dalam rapat Akbar di Lapangan Kebon Rodjo tahun 1950, menghimbau dan berpesan kepada masyarakat Pekalongan untuk bersatu seperti lopis. Sebab itulah setiap Syawalan tiba, ada tradisi pemotongan lopis raksasa. Kemudian dinikmati bersama, seluruh warga agar kekerabatan dan silaturahminya tidak luntur sepanjang umur.


lopis raksasa lopis raksasa pekalongan 2018 lopis raksasa krapyak sejarah lopis raksasa pekalongan membuat lopis raksasa berita lopis raksasa lopis raksasa di pekalongan


Pemotongan lopis raksasa oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo


Setelah menonton Java Balloon Festival, pukul 08.00 WIB saya langsung cabut menuju ke Krapyak Lor tempat berlangsungnya acara tradisi Syawalan. Penggunjung full membludak di pintu masuk menuju panggung lopis raksasa, pemotongan yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Raksasa, hanya saya saksikan dari jepretan kawan saya Gita, yang dekat dengan arena panggung. Sementara saya masih antri di luar panggung, berjubelan dengan orang-orang yang ingin mendapatkan lopis. Katanya lopis raksasa tersebut banyak berkahnya.

Saya suka lopis tapi tidak begitu mengiglanya, karena lopis ada kelapa parutnya. Sementara saya agak takut dengan kelapa parut, hehehe ... Tapi saya penasaran dengan euforia rebutan lopis raksasa. Soalnya tahun lalu, saya hanya berpose dengan lopis raksasa dan tidak mencicipi langsung. Berbeda dengan sekarang, saya terjun langsung dan merasakan sendiri bagaimana harus berdesak-desakan, bahkan drama kacamata saya jatuh terjadi.




Himbauan dari TOA panitia, sangat sulit diterapkan kepada masyarakat. Karena semuanya ingin jadi yang pertama, ingin mendapatkan lopis dan takut kehabisan. Padahal kalau mau antri, tidak perlu berdesak-desakan sampai bikin orang jatuh pun akan kebagian semuanya.

Yang amat disayangkan, ada copet di lokasi penyerbuan lopis raksasa. Ibu-ibu yang lumayan sepuh, kecopetan tasnya. Bahkan petugas tidak bisa menemukan pencopet, di tengah kerumunan masa. Lihai bener tuh copet, dan ahli banget dia. Di tengah masyarakat yang sedang ingin mendapatkan keberkahan dari lopis raksasa, justru dia menebar benih keburukan. Saya sempat terpingkal ketika panitia dengan TOA masjid bilang, "Nyopetnya jangan sekarang, besok saja ya ngopetnya".



lopis raksasa lopis raksasa pekalongan 2018 lopis raksasa krapyak sejarah lopis raksasa pekalongan membuat lopis raksasa berita lopis raksasa lopis raksasa di pekalongan


Alhamdulillah saya pun sempat mengabadikan tradisi Syawalan dan festival balon Pekalongan di youtube chanel saya. Alhamdulillah juga sempat bersalaman dengan orang nomor satu Jawa Tengah tersebut, yang sumeh dalam menebarkan senyuman ditemani dengan orang nomor satu Kota Pekalongan. Semoga tradisi Syawalan di Pekalongan ini terus, menumbuhkan masyarakat untuk cinta dengan budaya dan melestarikan apa yang sudah ada sejak dahulu.

Hayuk lah, kalian main ke Pekalongan teman-teman tahun depan, hehehe ... kita ketemuan untuk menyaksikan bersama kedua tradisi tersebut yang telah ada sejak jaman dahulu. Kabar-kabarin ya, kalau main ke Pekalongan. Kalau di tempat kalian sendiri, apakah ada tradisi Syawalan seperti ini? Keunikan apa yang ada di daerah kalian, share dong hehehe ... biar tahu juga siapa tahu bisa main ke daerah kalian. Terima kasih telah membaca teman-teman. Salam silaturahmi.

Komentar

  1. Wah, beda nih tradisinya. Biasanya kalo syawalan pakai ketupat, ini pakai Lopis.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekoteng Pak Woh Pekalongan | Wisata Kuliner Khas Pekalongan

Sekoteng PakWoh Pekalongan | Wisata Kuliner Khas Pekalongan - Yang ada dipikiran kita kalo menyebut kata 'Sekoteng' pasti minuman atau wedang khas Jawa yang terbuat dari air jahe dan dihidangkan hangat-hangat atau pas panas. Iya tidak? Ada campuran yang disandingkan di dalamnya seperti kacang tanah, pacar cina, roti tawar semacam wedang ronde gitu-gitu lah, benar? Asyiknya dinikmati pas sore atau malam hari, waktu cuaca mulai menunjukkan dingin, dan dijual berkeliling. Penampakan sekoteng Pak Woh Di Pekalongan justru berbeda, sekoteng disajikan saat cuaca sudah mulai panas, pukul 09.00 naik lah dan isiannya bukan yang ada dalam bayangan saya atau anda hehehe ... Sekoteng khas Pekalongan, mempunyai isian yang berbeda, yakni perpaduan antara es sirup, roti tawar, regal atau roti marie dan miswa yang mirip mie biting itu, tapi erbuat dari tepung terigu. Awalnya dia tampak mengeras, lama kelamaan akan lembek (nyemek-nyemek) karena terkena es. Asal-Usul Sekot

Pengalaman Naik Transjakarta Pertama Kali

Pengalaman Naik Transjakarta Pertama Kali - Beberapa kali pergi ke Jakarta, tapi sekalipun belum pernah naik Transjakarta dan baru kali ini kesan pertama saya rasakan. Akhirnya memutuskan untuk menuliskannya, sayang di sia-siakan momen kehidupan yang pernah dirasakan, iya nggak? Karena om Pram bilang, setiap pengalaman tak lain daripada fondasi kehidupan. Doel sahabat ngeblog saya, adalah orang yang kali pertama ngajakin naik Transjakarta. Perjalanan pertama kami mulai dari halte Senen, yang berakhir di Pulo Gadung. Rumah Doel lumayan deket dari terminal Pulo Gadung, karena kebetulan sebelum ke Bogor esok hari saya nebeng nginep di rumhanya. Thanks ya Doel, hemat duit deh hahaha ... nggak perlu nginep di hotel ya kan? Cara Naik Transjakarta untuk Pemula

Explore Museum Situs Semedo

Explore Museum Situs Semedo - Akhirnya serangkaian acara FestivalTanah Tua Semedo , selesai dilaksanakan dua hari. Saya menikmati perjalanan ini, apalagi ditemani dengan sahabat-sahabat sefrekuensi saya. Hunting foto, video dan mendapatkan pengalaman yang seru adalah hal yang paling ditunggu. Selepas sarapan dengan Nasi Ponggol Purba Sambel Sege , kami melanjutkan acara untuk mengunjungi Museum Semedo sebagai destinasi terakhir yang kami explore di Semedo. Berjalan beriringan dengan peserta lain, dan penasaran apa yang akan terjadi di dalamnya. Sebelum masuk kami memanfaatkan, pepotoan di depan museum. Karena untuk masuk, ternyata peserta dibatasi sepuluh-sepuluh dahulu. Agar di dalam tidak penuh, dan mas Satpamnya mendampingi serta megarahkan. Saya mendapatkan kloter ke lima kalau nggak salah. Setelah masuk saya menyaksikan langsung, fosil-fosil yang berhasil ditemukan oleh Mbah Dakri. Kalau ditanya fosil apa saja yang ada didalamnya adalah; gajah purba, kerbau,b