MENU

Rabu, 12 Oktober 2016

Belajar Menjadi Penulis

Promise, Love&Life
Buku Pertama yang saya buat


Awalnya aku hanya seorang pembaca buku, tetapi lantas aku berpikiran untuk menuliskan ceritaku sendiri, mungkinkah? Mungkin saja, penulis cerita yang tengah aku baca bukunya saja bisa, berarti aku juga bisa dong ya!

Yang kulakukan setelah membaca, adalah mencari akun media sosial penulis yang telah kubaca bukunya. Tapi aku sangsi ia mau mengajariku untuk bisa menulis seperti dia, akhirnya aku mencari mentor menulis dari orang-orang yang sudah menjadi penulis terlebih dahulu. Aku amati orang-orang yang gemar mengikuti lomba, kemudian aku meminta pertemanan kepada mereka. Berkenalan dan berharap mereka mau menjadi mentorku menulis.



Gayung bersambut, namun tidak sesuai harapan. Mereka menyuruhku untuk mengikuti workshop/les menulis berbayar, apakah ada cara lain selain membayar? Jawabnya mereka mengawalinya dengan cara seperti itu, pun mereka memintaku untuk bergabung dengan komunitas menulis.

Saat itu, aku masih merantau di negeri bambu. Meminimalisir keuangan adalah hal yang harus kulakukan, aku berpikir berkali-kali untuk ikut les berbayar tersebut. Namun lagi-lagi kugagalkan, orang rumah saja masih butuh kiriman uang masa iya aku menghamburkan uang? Dapat libur juga jarang, bagaimana bisa aku bergabung untuk datang ke pertemuan menulis seperti yang disarankan.

"Bagaimana kalau aku menimba ilmu darimu saja Kak?" ucapan itulah yang kuutarakan, dari sekian orang-orang yang aku inbox agar bisa mengajariku dan membimbingku jadi seorang penulis. Semuanya nihil.

Akhirnya aku memutuskan untuk belajar sendiri, semampuku berbekal dengan ponsel dan google. Perlahan aku belajar membuat puisi, membuat artikel, membuat cerpen  dan terakhir aku belajar membuat novel. Buku yang menginspirasiku untuk menulis novel saat itu, ialah buku dengan judul 9 Summer 10 Autumn, penulis mas Iwan. Aku menulis kisahku sendiri. Menawarkannya ke penerbit dan sukses ditolak oleh 4 penerbit hingga akhirnya, masuk ke lini penerbit Quanta, Elexmedia.

Bahagia? Tentu saja, aku langsung mengabari ibu kalau naskahku diterima penerbit, setelah sebelumnya meminta doa pada beliau.  Betapa manjurnya bukan doa seorang ibu?

Proses hampir setahun, setelah berkali-kali revisi selesai. Pada 6 November 2012, tepat di hari ulangtahunku naskah itu lolos dan di tahun berikutnya buku yang kubuat untuk kali keduanya terbit.

Kegigihanku mengalahkan mereka yang lebih dulu terjun ke dunia menulis, mereka yang dulu aku minta untuk menjadi pembimbingku menulis masih belum bisa menembus penerbit mayor. Bukan berlaku sombong, hanya saja aku merasa selangkah lebih hebat karena belajar tanpa mengandalkan mentor, tanpa mengandalkan untuk membayar les menulis. Aku bisa menulis sebuah novel  dan bisa lolos menjadi pemenang dibeberapa lomba menulis.

Sampai di sini aku dapat memetik sebuah hikmah, manusia tidak akan bisa  hidup sendiri tanpa orang lain, tetapi tidak berarti dia harus selalu mengandalkan orang lain. Bergantung dan berharaplah hanya kepada-Nya.

29 komentar :

  1. selamat mbak hebat, aku masih tertatih belajar nulis

    BalasHapus
  2. Kalo Allah sudah kasih jalan melalui doa seorang ibu, semuanya akan terasa mudah. Sukses terus untuk bukunya. Sementara saya disini masih menjadi seorang pembaca setia, bukan sebagai seorang penulis buku... Nice sharing

    BalasHapus
  3. Makasii banget ya artikel ini sungguh sangat mencerahkan

    bukanbocahbiasa(dot)com

    BalasHapus
  4. Saya sebenernya pengen banget menulis buku tentang kucing dan teknik perawatan kucing mbak
    cuman apakah hal itu menarik dan memungkinkan untuk terbit masih bingung
    btw ada saran kah?

    BalasHapus
  5. Aku pernah semangat banget pas nulis. Tapi ada kalanya ngedrop juga :p

    BalasHapus
  6. Aku juga pengen belajar nulis yang kaya orang-orang, tp kalau udah depan enbe ngalir gitu aja. males ngoreksi hehe

    BalasHapus
  7. Wah Elexmedia brand besar mbak, selamat. Memang bener ya, kalau hasil itu tergantung dari usaha kita

    BalasHapus
  8. Luar biasa mba, keren banget dan inspiratif. Sukses selalu ^^

    BalasHapus
  9. wuihh kerennn udah bisa bikin buku gitu :D

    BalasHapus
  10. kereeeen mbaak
    sudah punya buku

    BalasHapus
  11. Punya mimpi, pengin bikin buku, entah kapan

    BalasHapus
  12. Jadi pengen baca buku Mbak yang itu lagi. :)

    BalasHapus
  13. Wah kerennya mak Nyi udah bisa menerbitkan buku sendiri, aku masih mentok di cerpen nih.. Uhuhuhuuu. Semangt terus ya mak Nyiii <3

    BalasHapus
  14. Selamat ya ka udah bisa menerbitkan buku sendiri, aku jadi ingin baca, aku juga pengen tapi sampai sekarang tulisan-tulisan itu masih bersarang di kepala aku. Semoga aku bisa, hehe

    BalasHapus
  15. Semangaaaat dan keren ih udah bisa bikin buku sendiri, keren keren keren.

    BalasHapus
  16. aaaaaaaaaaaaaa pengen banget jadi penulis :(

    BalasHapus
  17. Kalau punya karya dalam bentuk buku bisa abadi ya mba..

    BalasHapus
  18. Keren sekali, mbak! Usaha yang gigih pasti akan membuahkan hasil ya :)

    BalasHapus
  19. Memang tidak ada yang sia-sia ya mbak! Yang penting ada niat untuk belajar dan berusaha.., berdoa tentunya.

    BalasHapus
  20. semoga jadi penulis sukses yang bisa menginspiras banyak orang

    BalasHapus
  21. Terus menulis sampai kapan pun, semoga bisa menjadi penulis hebat

    BalasHapus
  22. Salut dengan kemauan dan kisah perjalanan menjadi seorang penulis.
    Terus sukses ya,kak

    BalasHapus
  23. saya juga masih bealajr untuk menjadi penulis yang berkualitas dan bisa memberikan manfaat kepada orang banyak, harus tetap belajar banyak :_

    BalasHapus
  24. Menginspirasi banget.

    Salut untuk semangatnya, Mbakyu. Nggak ada yang nggak mungkin asal kita mau berusaha. :)

    BalasHapus
  25. Menulis sangat menyenangkan, percayalah wuehehe

    BalasHapus
  26. Trimakasih udh sharing artikel yg sangat menginspirasi mbak. Ternyata motivasi dan kerja keras bisa meruntuhkan tembok tebal kemustahilan.

    BalasHapus